Dia dan Angan Angan

Agus seorang lelaki yang sedang di mabuk cinta, dia menyukai seorang gadis yang tidak nyata, gadis itu berada di langit yang jauh disana, tidak dapat di gapai hanya dengan angan-angan, gadis itu tercipta dari sebuah mimpi masa kecilnya, teman bermain teman segalanya, tapi saat agus menginginkanya, gadis itu pergi, agus yang patah hati hanya bisa bermimpi.

Malam itu setelah membaca buku favoritnya, agus ingin segera tidur, lalu dia mencuci tangan, melihat wajahnya di cermin, "ahh, aku sangat tampan, kenapa tidak ada satu perempuan yang menyukaiku, hah terserah, merekalah yang rugi xixixi.." agus cengar cengir seperti orang edan di depan cermin, ke pedeanya memang setingkat dewa, agus menutup pintu dan mematikan lampu kamarnya, manarik selimut lalu pergilah dia kedalam dunia indah.

*****

Pageran egus dan putri neta baru saja melangsungkan pernikahan, pestanya sangat meriah, di hadiri raja-raja dan putri dari seluruh dunia. Pangeran egus dari kerajaan serilah, dan putri neta dari kerajaan gembul, egus dan neta saling mencintai dari semasa mereka masih kecil, benih cinta yang mereka tanam kini merekah menjadi bunga yang indah di hati egus dan neta, bunga itu tak pernah layu sepanjang masa.

Konon katanya, satu minggu setelah pangeran egus dan putri neta menikah, meraka tidak pernah keluar kamar pengantin seklipun, entah apa yang di lakukanya mereka berdua.

Hari yang indah itu pangeran egus dan putri neta berjalan-jalan keluar istana, menghirup udara segar, di taman yang penuh bunga berwarna-warni, kupu-kupu terbang kesana-kemari, mereka bergandengan tangan menyusuri jalan yang indah, "aku bahagia dan sangat mencintaimu.." pangeran egus merayu putri neta dengan senyuman dan pujian, mungkin itu yang membuat putri neta jatuh cinta pada egus, "ah sudah beribu kali aku mendengar kata itu" meski begitu putri neta sangat senang.

Egus dan neta bertemu dengan kupu-kupu berwarna merah muda, kupu-kupu itu turut mengucapkan selamat atas pernikahan sang pangeran dan putri, "selamat menempuh hidup baru pangeran egus dan putri neta, semoga waktu selalu menjaga kalian" kupu-kupu itu tersenyum kemudian terbang ke dalam taman bunga. Saat semut merah melewatinya, mereka juga mengucapakan selamat, semut merah memberi hadiah kecil berupa telur emas, "saat telur menetas, buatlah permintaan, telur ini akan mengabulkan permintaan kalian.." pangeran egus dan putri neta senang mendapat hadiah telur pengabul permintaan.

Kelinci putih dari jauh berlari mendekati egus dan neta, ia ingin sekali bertemu dengan sang pangeran dan putri, sambil terengah-engah dia memberikan hadiah wortel ajaib, "wortel ini akan membuat kalian umur panjang sampai sepuluh ribu tahun, makanlah selagi masih segar" si kelinci tersenyum tampak bangga akan hadiahnya, pangeran dan putri pasti menyukai hadiah yang ia berikan.

Mereka melanjutkan perjalanan ke dalam hutan pinus, konon di hutan ini hiduplah seorang monster berwarna pink, karna warnanya sang monster malu dan menutup hidupnya dalam hutan, sungguh memalukan jika dunia tau monster berwarna pink, pangeran egus menjabat tangan si monster lalu memeluknya, "aku hendak datang ke pesta penikahanmu egus, tapi semua orang pasti akan menertawakanku.." si monster mengeluarkan hadiah untuk pangeran egus, sebuah pedang berwarna pink seperti dirinya, "pedang ini akan membuatmu kuat bertempur bagai seribu prajurit" kata si monster dengan penuh senyum.

Pangeran egus dan sang putri telah sampai di ujung perjalana mereka, di atas bukit yang di penuhi dengan tumbuhan hijau, mereka duduk di sebuah gubuk sambil memandangi pemandangan, tiba-tiba langit berubah gelap, bintang-bintang bermunculan, kemdian turunlah dewi bulan, "adnama de oponam.." egus terbengong mendengar perkataan dewi bulan, seakan tidak percaya, kemudian dunia di sekitarnya runtuh, sang putri tersenyum kemudian menghilang bagai debu tertiup angin.

*****

Sebuah potongan kehidupan semu dalam angan-angan, tertata rapi dalam sebuah sandiwara, dunia yang agus inginkan, dunia yang ia ciptakan, dunia yang penuh kebohongan dalam kepalanya. Agus menatap dirinya dalam cermin, tampak gagah dan mempesona, dia melihat sesosok pangeran tampan, tersenyum, melambaikan tangan, dirinya dalam dunia yang dia ciptakan.